BNPT Telusuri Ancaman Bom ke Saudia Airlines Libatkan Arab Saudi
Latar Belakang Ancaman
Penerbangan Saudia Airlines yang mengangkut jamaah haji menghadapi ancaman bom yang dikirim melalui surel dan telepon. Insiden pertama terjadi pada 17 Juni 2025, ketika sebuah Boeing 777-300ER (flight Hajj 5276) dari Jeddah menuju Jakarta menerima ancaman bom lewat email dan dialihkan ke Medan. Tidak lama setelah itu, pada 21 Juni 2025, sebuah A330-343 (flight Hajj 5688) dari Muscat menuju Surabaya mendapat ancaman serupa lewat telepon, juga dialihkan ke Medan.
Tindak Lanjut BNPT dan Hubungan dengan Arab Saudi
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bergerak cepat menyelidiki sumber serta motivasi ancaman tersebut. BNPT bekerjasama erat dengan pihak keamanan Arab Saudi, memanfaatkan jejaring intelijen dan pengalaman deradikalisasi yang telah lama mereka jalankan. Arab Saudi dikenal memiliki pusat-pusat konseling seperti Mohammed Bin Nayef Counseling and Care Center (MNCC) dan lembaga pemasyarakatan untuk kontra-radikalisasi di Riyadh .
Dampak terhadap Operasional Penerbangan Haji
Keamanan menjadi prioritas utama seiring meningkatnya risiko ancaman. Maskapai Saudia Airlines harus merespons secara cepat dan koordinatif, termasuk melakukan pengalihan penerbangan dan evakuasi darurat. Peran BNPT dalam bekerjasama dengan Saudi bukan hanya penting untuk menyelidiki ancaman, tetapi juga untuk memperkuat sistem deteksi dan pencegahan di rute-rute strategis terkait haji.